Kamis, 23 Desember 2010

KASUS GAYUS DAN BENCANA ALAM

Nama oknum pegawai pajak, Gayus Tambunan mendadak tenar gara-gara kasus ‘markus’ yang diungkap Komjen Susno Duadji.

Nama Gayus, saat ini, bahkan lebih banyak disebut daripada ‘Gayus’ yang lain, Anggota Komisi III DPR RI dari PDIP, Gayus Lumbuun—yang lebih dulu tenar karena kiprahnya di Dewan. 

Saat memberi keterangan dalam diskusi bertajuk ‘Gurita Markus’ di Cikini, Wakil Kepala Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Sulistyo Ishak sempat salah sebut.

"Jadi Pak Gayus Lumbun itu… ups maaf-maaf, Gayus Tambunan, maaf saya lupa," kata Sulistyo, Sabtu 27 Maret 2010.

Mendengar Sulistyo salah ucap, wartawan yang meliput acara tersebut tertawa terbahak-bahak.

Namun yang paling keras tertawa adalah politisi Demokrat, Ruhut Sitompul—yang pernah terlibat adu mulut dengan Gayus Lumbuun di Pansus Century. ‘Si Poltak’ tertawa ngakak sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Dalam diskusi tersebut, Ruhut berpesan kasus Gayus Tambunan jangan dijadikan alasan menolak membayar pajak.

"Saya rasa janganlah seperti itu, tidak usah ikut-ikut untuk tidak membayar pajak karena tentunya ini jadi evaluasi, yang pasti masyarakat harus tetap membayar pajak," kata dia.

"Contohnya, si Poltak nih, taat membaya pajak dan tetap optimis ada perubahan untuk tidak adanya lagi makelar pajak," kata dia.
Sumber: Vivanews




















Status Siaga Merapi Dipertahankan

  • Masih Terjadi Letusan Kecil
Borobudur, CyberNews. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono, mengatakan masih terjadi letusan vertikal kecil di puncak Gunung Merapi.
"Dalam radius satu-dua kilo meter, bisa terkena awan panas," katanya, sebelum mengikuti kelompok diskusi penataan ruang kawasan Gunung Merapi di Hotel Manohara Borbudur, Kamis (23/12).
Ia mengingatkan, situasinya masih berbahaya bagi yang mau masuk ke arah puncak karena endapan awan panas masih cukup tinggi. Menurut dia, erupsi Merapi kali ini berbeda dengan letusan sebelumnya, yang sering diawali dengan api diam dan erupsi berhenti setelah membentuk kubah lava baru. Tetapi dalam letusan 2010 semua indikasi itu tidak ada.
Tanpa bermaksud menakut-nakuti, Surono mengatakan, segala kemungkinan masih bisa terjadi. karena masih adanya aktivitas pergerakan magma di dalam gunung. Kegempaan vulkanik memang sudah tidak terjadi, tapi gempa multifase masih banyak terjadi.
Sekecil-kecilnya letusan Merapi dalam status Siaga dianggap masih berbahaya dibanding dengan kondisi gunung berapi lain.
"Posisi kami menjadi serba salah. Mempertahankan status Siaga lama dikritisi. Tetapi jika diturunkan menjadi waspada, terjadi apa-apa, kami yang disalahkan. Karena itu kami memilih tetap menyatakan Siaga dan biarlah tetap dikritisi,” katanya.
Ia mengemukakan, peristiwa alam Merapi tahun ini benar-benar berbeda dengan sebelumnya. Setelah erupsi, terjadi hujan lebat terus menerus di atas Merapi. Sekitar 150 juta meter kubik material vulkanik memenuhi semua aliran sunga





JAKARTA (Suara Karya): Banjir melanda sejumlah wilayah di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Akibatnya, ribuan rumah dan hektare sawah, bahkan tambak milik warga, terendam air. Banyak petani yang mengalami gagal panen.
Di Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), sedikitnya 1.050 ha persawahan tanaman padi terendam banjir akibat luapan Bengawan Solo dan anak sungainya. Lahan yang terendam banjir antara lain terdapat di sejumlah desa di Kecamatan Kanor, Baureno, Dander, Balen, Kota, Kapas, dan Temayang.
Banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo juga sempat menerjang Desa Kedungharjo, Kecamatan Widang, Tuban. Warga merasa resah karena tiang pancang tanggul di bantaran sungai mengalami longsor akibat tergerus air banjir.
Di Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus berinisiatif segera mengungsikan warga Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, ke tempat yang aman. Ini menyusul makin tingginya genangan air di desa itu. Kepala Kantor Kesbangpolinmas Kudus Ali Rifai, Minggu (12/12), menyebutkan, ketinggian air di desa itu sudah mengkhawatirkan.
Akibat meluapnya air dari Sungai Wulan, ketinggian air di Desa Setrokalangan mencapai sekitar 70 cm. Dia mengatakan, selain desa tersebut, daerah yang menjadi pantauan karena rawan banjir, di antaranya Desa Jati Wetan di Kecamatan Jati dan wilayah Kecamatan Undaan.
"Ketiga desa tersebut memang menjadi prioritas pantauan karena rawan banjir. Walau begitu, desa lain yang juga rawan bencana tetap kita pantau juga," tuturnya. Sejauh ini, warga diungsikan ke sebuah gudang kertas milik perangkat desa setempat.
Sementara itu, kondisi di beberapa wilayah di daerah Jawa Barat lebih parah lagi. Sedikitnya lima kabupaten di provinsi itu sejak dua pekan lalu dikepung banjir. Kelima kabupaten dimaksud ialah Kabupaten Karawang, Ciamis, Bekasi, Sumedang, dan Bandung.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat Udjwalprana Sigit menyebutkan, dari hasil pendataan diketahui, banjir terparah terjadi di Kabupaten Bandung. Dikatakannya, banjir yang terjadi di wilayah seputar Jawa Barat di antaranya disebabkan tingginya intensitas hujan.
Di Kabupaten Bandung, sedikitnya 13.000 rumah warga dan 485 ha sawah di 10 kecamatan masih terendam hingga Minggu (12/12) kemarin. Kesepuluh kecamatan itu ialah Kecamatan Arjasari, Baleendah, Dayeuhkolot, Pameungpeuk, Banjaran, Bojongsoang, Cangkuang, Cicalengka, Majalaya, dan Rancaekek. Rata-rata ketinggian air di lokasi banjir mencapai sekitar 1 m hingga 3 m.
Wilayah Jawa Barat lainnya yang juga banjir cukup parah, yaitu Kabupaten Bekasi. Setidaknya lima desa di Kecamatan Muaragembong masih terendam air dengan ketinggian sekitar 50 cm. Kelima desa itu adalah Desa Pantai Bahagia, Pantai Mekar, Pantai Sederhana, Pantai Bakti, serta Jaya Sakti.
Camat Muaragembong M Ma'ruf, Minggu (12/12), menjelaskan, banjir terjadi karena jebolnya tanggul bantaran Sungai Citarum di Desa Pantai Bahagia.
Sementara itu, guna mengantisipasi bencana banjir lahar dingin yang bakal menimpa warga di bantaran Kali Code, Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta akan membangun hunian sementara (huntara). Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, huntara itu akan dibangun di sebelah timur Stadion Mandalakrida.
(Budi Seno/Antara/Agus Dinar)


Puting Beliung Landa Kabupaten Tegal


Slawi, CyberNews. Bencana angin puting beliung melanda hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Tegal. Peristiwa yang merusakan ratusan rumah penduduk itu terjadi dalam kurun waktu hampir bersamaan, tepatnya hari Jumat (17/12) antara jam 17.00- 17.30. Selain merusakan ratusan rumah, ribuan pohon juga tumbang.

Beberapa kecamatan yang dilanda bencana itu adalah Jatinegara, Kedungbanteng, Pangkah, Suradadi, Lebaksiu, Balapulang dan Margasari. Kondisi paling parah terjadi di Kecamatan Jatinegara, di mana ada delapan desa yang terkena bencana puting beliung tersebut. Ratusan rumah penduduk rusak, pohon jati di kecamatan setempat juga banyak yang tumbang.

Kejadian itu sempat mengakibatkan jalur utama Tegal-Pemalang yang melewati Kecamatan Jatinegara tertutup total. Muspika Kecamatan Jatinegara beserta masyarakat bergotong royong untuk memotong pohon jati yang melintang. Lebih dari dua jam, akses jalan Tegal-Pemalang tak bisa dilalui.

Camat Jatinegara, Suharinto SSos MSi mengatakan, bencana angin puting beliung yang melanda delapan desa di wilayahnya ini terjadi hari Jumat (17/12) sore. Hingga pukul 21.00, data pasti mengenai kerusakan rumah dan jumlah pohon yang tumbang belum diketahui. Sebab, pemerintah di delapan desa masih terus menginventarisasinya. Saat peristiwa itu terjadi, hujan deras melanda wilayahnya.

Sejauh ini, pihaknya mengatakan, belum ada korban jiwa dalam peristiwa bencana puting beliung tersebut. Terdapat tower telekomunikasi di dekat Mapolsek Jatinegara yang roboh. Sejumlah pohon dan tiang listrik yang berada di pinggir jalan raya Tegal-Purwokerto tepatnya di Kecamatan Lebaksiu, Balapulang dan Margasari juga tumbang.

Kondisi demikian sempat menjadikan arus lalu lintas tersendat. Di Desa Pener, Kecamatan Pangkah, terdapat lebih dari 100 rumah penduduk yang rusak. Seperti di Kecamatan Jatinegara, sebagian rumah yang rusak gentingnya melorot atau hilang disapu angin. Salah seorang warga Desa Pener, Kecamatan Pangkah, Sobirin (52) mengatakan, hujan deras disertai angin kencang ini terjadi sekitar pukul 17.00.
( Royce Wijaya , M Firdaus Ghozali/CN14 )


 

 

Puluhan Rumah Rusak Diterjang Longsor

Kajen, CyberNews. Hujan deras yang terus mengguyur sepekan terakhir menyebabkan longsor di Kecamatan Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan. Puluhan rumah rusak tertimpa senderan jalan dan bukit.
Longsor juga merusak balai desa dan jalan utama di Lebakbarang, hingga warga yang lewat harus hati-hati. Tidak ada korban jiwa atau luka dalam bencana longsor yang terus terjadi sebulan terakhir ini.
Camat Lebakbarang R Djoko Laksono mengatakan, longsor sebenarnya terjadi dengan skala yang tidak terlalu besar. Namun frekuensinya tinggi dan hampir tiap hari, tersebar di berbagai wilayah.
"Hingga saat ini berdasarkan laporan jumlahnya sudah puluhan, dan tersebar di beberapa desa seperti Tembalanggunung, Pamutuh, Wonosido, Timbangsari, Sidomulyo, Lebakbrang, Kapundutan, dan Bantarkulon," jelasnya.
Kerusakan sebagian besar karena senderan yang ambruk dan menimpa rumah. Sebagian besar rumah rusak di bagian dinding dan dapur. "Alhamdulillah tidak ada korban jiwa atau luka, dan sebagian sudah diperbaiki warga," ujarnya.
Balai Desa
Di Desa Pamutuh, longsor juga merusak balai desa. Dinding aula balai desa itu jebol karena tertimpa  longsoran. "Sampai saat ini aula ditutup dan tidak bisa digunakan untuk kegiatan," tambah Camat.
Sedangkan jalan yang ambrol akibat longsor ada di sekitar tugu perbatasan . Jalan di sekitar jembatan ambrol hingga sepanjang sekitar enam meter, dan menggerus separuh jalan.
Kendaraan yang lewat dan berpapasan harus bergantian lewat karena separuh jalan longsor. Untuk menghindari kecelakaan, jalan yang ambles dan longsor itu ditutupi bambu pengaman.
( Muhammad Burhan /CN26 )








Gempa 5,5 SR Guncang Meulaboh, Warga Kembali Trauma

Kamis, 23 Desember 2010, 14:02 WIB
Smaller  Reset  Larger
REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH--Gempa dengan kekuatan 5,5 skala richter (SR) mengguncang Kota Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, dan sekitarnya, Kamis (23/12), pukul 07.01 WIB. Akibatnya masyarakat panik, karena khawatir terjadi tsunami.

Kepala Badan Meteriologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah Barat Selatan Aceh, Edi Darlupti, di Meulaboh mengatakan, gempa dengan kekuatan 5,5 SR itu tidak berpotensi tsunami. Ia mengatakan lokasi gempa berada pada 3,77 Lintang Utara, 95-94 Bujur Timur, atau 45 Km barat daya Meulaboh dengan kedalaman 15 Km.

Sementara itu, Aceh Barat, lanjutnya, hingga kini belum memiliki Arly Warning System (AWS) yang merupakan alat pendeteksi dini gempa tsunami. Pihak BMKG, ungkapnya terkendala biaya untuk mewujudkan harapan masyarakat, maka itu pemerintah daerah diharapkan Edi, tanggap terhadap harapan masyarakatnya.

"Harga satu unit AWS berkisar Rp1 miliar, kami sudah berupaya berkoordinasi dengan pemda namun hingga kini belum juga ada perkembangan," katanya.

Panglima Laot (lembaga adat laut) Kecamatan Arongan Lambalik, Kabupaten Aceh Barat, Amirudin mengatakan, gempa cukup terasa sekitar satu menit sehingga banyak warga yang berhamburan keluar rumah. "Untunglah guncangannya tidak berlangsung lama sehingga tidak ada kerusakan berarti," tuturnya.

Ia menyatakan, meskipun gempa tidak membuat kerusakan berarti, namun masyarakat cukup panik karena teringat pada bencana gempa tsunami 26 Desember 2004. Banyak di antaranya kembali merasakan trauma.

Menurutnya, pemerintah daerah setempat perlu menempatkan alat khusus pendeteksi tsunami secara dini di setiap kecamatan, sehingga jika terjadi gempa masyarakat dapat mengantisipasinya.

"Pada saat pagi seperti itu banyak masyarakat yang masih tidur, sehingga tidak semua merasakannya, semisal goncangannya kuat pasti mereka terimbas, maka itu perlu ditempatkan alat khusus," kata Amirudin.
Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Sumber: Ant

JOGJA - Gempa bumi berkuatan 5,8 skala richter (SR) mengguncang wilayah DIJ sekitar pukul 10.59, kemarin (21/12). Gempa berada pada 9.08 LS - 111.19 BT yang terletak di kedalaman 16 kilometer (Km) sekitar 140 Km tenggara Wonosari Gunungkidul. Gempa dengan durasi sekitar 10 detik itu sempat membuat panik warga Kota Jogja.
Bahkan, 13 anggota Komisi IX DPR-RI saat melakukan kunjungan kerja di Balai Kota Jogja pun berhamburan keluar dari ruang gedung. Mereka datang ke Jogja dalam rangka penyerapan aspirasi program kerja terkait dana alokasi umum (DAU) untuk bidang kesejahteraan rakyat (Kesra). Gempa terjadi, saat pertemuan dengan pejabat Kota Jogja berlangsung sekitar 45 menit.
Para wakil rakyat itu tampak panik dan tergesa-gesa keluar ruangan. Beberapa anggota Komisi IX yang berhamburan keluar antara lain ketua rombongan Ribka Tjiptaning, dan Rieke Dyah Pitaloka yang memang berada di dekat pintu keluar. Bahkan, artis yang dikenal dengan ’’Oneng’’ ini pun terlihat panik dan tergesa-gesa sambil menenteng laptopnya keluar ruangan.
’’Ya paniklah, meja tempat saya bergoyang-goyang. Saya ikut keluar ruangan,’’ kata pimpinan kunker Ribka Tjiptaning.
Pada saat gempa, rombongan wakil rakyat ini memang dianjurkan keluar ruangan. Para wakil rakyat pun kemudian berkumpul di halaman taman Balai Kota Jogja menunggu kondisi mereda.
Rombongan kunker baru melanjutkan agenda pertemuan sekitar 10 menit setelah gempa terjadi. Tidak ada kerusakan bangunan di kompleks Balai Kota Jogja akibat gempa bumi tersebut.  ’’Baru sekali ini kunjungan kerja diwarnai dengan gempa bumi,’’ kata anggota Komisi IX DPR-RI Nizar Shihab.
Sementara aktivitas perkantoran di Kota Jogja juga sempat panik akibat gempa tersebut. Sejumlah karyawan perkantoran berhamburan keluar karena takut gedung bangunannya ambruk.
’’Cukup besar gempanya. Meja kerja saya sempat bergeser beberapa sentimeter. Saya baru sadar, kalau ini gempa,’’ ujar Supriyadi, karyawan di bidang kontruksi banguan yang berkantor di Jalan Cantel, Baciro Jogja.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jogja Budi Waluyo mengatakan, gempa yang terjadi di perairan lepas selatan DIJ itu masuk kategori sedang. Kekuatan gempa bisa dirasakan warga yang berada puluhan sampai ratusan kilometer dari pusat gempa. ’’Gempa skala sedang, warga Jogja yang jaraknya jauh dari pusat gempa ikut merasakan gempa itu,’’ katanya.
Budi mengatakan, gempa tersebut tidak menimbulkan tsunami. Dia menjelaskan, saat ini ombak di pantai selatan Jawa memang sedang tinggi karena pengaruh cuaca. Namun, kata dia, antara ombak tinggi dengan tsunami tidak saling berhubungan.
’’Ombak di pantai selatan sedang tinggi karena pengaruh angin. Dan gempa ini tidak menimbulkan tsunami. Jadi warga di pesisir pantai selatan Jawa tidak perlu kawatir adanya tsunami. Namun, ya harus waspada terhadap ombak tinggi karena cuaca,’’ jelasnya.
Di bagian lain, Kepala Badan Penyelidikan dan Pengembangan Kegunungapian (BPPTK) Jogjakarta Subandriyo menegaskan, gempa yang terjadi di sebelah tenggara Wonosari tidak berpengaruh terhadap aktivitas Gunung Merapi.
Menurut dia, berdasarkan pengalaman saat erupsi November lalu, juga terjadi gempa tekntonik di atas magnitud 5 SR sebanyak tiga kali.
’’Ketiganya (gempa tektonik) tidak memengaruhi aktivitas Merapi, termasuk gempa bumi yang baru saja (kemarin) terjadi,’’ ungkapnya.
Saat gempa terjadi, Menteri Pertanian Suswono beserta rombongan sedang melakukan kunjungan di lereng Gunung Merapi. Namun, rombongan menteri maupun warga di sekitar Merapi tidak merasakan getaran gempa tektonik tersebut.
Sementara itu dari Gunungkidul dilaporkan, para pedagang di pasar Argosari Wonosari buyar saat gempa terjadi. Suasana yang sama juga terjadi di berbagai kantor instansi pemerintahan di lingkungan pemkab Gunungkidul dan Mapolres Gunungkidul. Rata-rata mereka yang mengantor di gedung bertingkat langsung turun melarikan diri.
Salah seorang pedagang di pasar Agosari Wonosari Sumilah, 52, mengatakan, saat merasakan gempa dia, pedagang yang lain serta sebagian pembeli banyak yang ketakutan dan langsung berlarian ke luar. Mereka takut gempa mengakibatkan bangunan roboh.
’’Awalnya tidak mengira kalau gempa, tapi makin lama terasa getarannya dan langsung berhamburan keluar, takut gedungnya roboh,’’ katanya.
Hal senada juga diungkapkan seorang PNS dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Frans Edi Wardono. Dia mengaku awalnya tak sadar ada gempa. Tapi saat banyak pegawai lain yang berlarian dia kaget dan langsung reflek ikut berlari keluar ruangan untuk menyelamatkan diri.
’’Begitu merasakan adanya goyangan melihat banyak yang lari keluar saya ikut lari,’’ katanya.
Terpisah, anggota kepolisian dari polres Gunungkidul Rudi mengatakan saat merasakan adanya gempa yang begitu kuat banyak anggota polisi yang berhamburan lari keluar karena takut gempa akan lebih besar. ’’Memang saat gempa tadi banyak yang berhamburan keluar,’’ katanya.
Staf Badan Kesatuan Bangsa Politik Perlindungan Masyarakat dan Penaggulangan Bencana (Kesbangpolinmas dan PB) Gunungkidul Bambang Isbandi, mengatakan dari laporan yang diterima pihak kesbangpolinmas dan PB dari masing-masing koordinator SAR pantai, meski terjadi gempa aktivitas nelayan tetap normal. Pihaknya juga belum menerima laporan adanya kerusakan akibat gempa. ’’Situasi nelayan normal, laporan adanya kerusakan akibat gempa pun belum ada,’’ katanya. (eri/jpnn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar